ALLAH SELALU MEMPUNYAI CARA AGAR UMAT-NYA SENANTIASA BERSYUKUR
(true story)
Kepala sekolahku dulu, ditempat aku pertama kali mengajar,
adalah seorang yang boleh dibilang kaya, mobil pribadinya fortumer, beluym lagi
avanza 2 ekor, putrinya juga sama pake avanza, kuliah di Fak. Kedokteran di
Lampung. Motor ada tiga ekor, dua motor matic dan satu motor gede (yang pernah
aku pinjem buat poto narsis dulu he he).
Istrinya seorang bidan PNS, dia sendiri PNS dengan golongan
IV c, udah sertifikasi lagi usianya baru menginjak 50an. Total penghasilan
suami istri per bulan lebih dari 15 juta. Belum lagi Istrinya buka praktik
bidan dirumahnya.
Sejahtera kan ???.. tapi cerita belum berakhir.
Beberapa tahun yang lalu, dia terserang penyakit stroke (penyebabnya
sederhana, waktu qurban dia makan sate kambing sama goreng usus), yang tidak
dapat ditangani oleh Dokter di daerah. Akhirnya dia dirawat di salah satu RS
rujukan di Ibu Kota, dimana biaya per malam tidak kurang dari 1 juta. Selama 2 bulan dirawat di RS Spesialis Jantung
tersebut.
Karena mengalami penyempitan pembuluh darah maka pada bagian
jantung harus dipasang cincin emas sebanyak 4 buah (satu buah cincin konon
katanya Rp. 40juta, jadi semuanya 160 juta). Bila perlu dapat ditambah satu
cincin lagi kata dokter. (orangmah pake cincin dijari manis, ini malah di “jantung
manis” he he he)
Tapi tenang saja… uang segitu nggak seberapa…, yang penting
sehat kembali. Uang bisa dicari sehat … itu yang utama. And than… Setelah
selesai dirawat, dia diperbolehkan pulang… senangnya…,
eittt bentar …. jangan
senang dulu. Dokter mempersilahkan pulang dengan beberapa catatan “kecil” :
1.
Jangan marah-marah, sedikit saja tensi darah
naik, akibatnya akan fatal.
2.
Jangan makan nasi, sebagai pengganti harus makan
buah dan sayuran, tapi jangan ditumis apalagi dibikin capcay he he, cukup
direbus, jangan pake garam.
3.
Makanan yang super tabu adalah, daging, telor,
dan ikan asin dan sejenisnya.
4.
Boleh makan ikan laut, asal jangan digoreng,
dibakar boleh atau direbus. (gimana rasanya ikan rebus ya he he);
5.
Setelah 6 bulan perawatan boleh makan daging
ayam, dengan catatan, jangan digoreng, tapi harus direbus, setelah itu
ditiriskan dan dibalut tisu biar lemaknya habis terserap, sehabis-habisnya,
tetep jangan pake garam he he. Itupun harus ditimbang dengan takaran tertentu.
Kata dokter, kalau pada orang sehat, lemak yang masuk dalam tubuh itu diolah
menjadi energy dan sisanya dibuang melalui kotoran atau keringat. Kalau dia
lain, lemak yang masuk ke dalam tubuh akan “ditabung” sampai bertumpuk dan menyumbat
pembuluh darah (baru tahu ada “Bank Lemak” he he)
6.
Tiap pagi harus dibiasakan olah raga minimal 1 jam.
7.
Jangan mengendarai kendaraan sendiri.
8.
Jangan mendengar berita yang mengagetkan, satu
kali kaget sama dengan satu kali rawat inap
(makanya jangan ikutan supertrap, apalagi denger pengumuman orang
meninggal di corong speker masjid he he);
9.
Yang terakhir… ini yang paling repot, jangan
berhubungan suami istri selama waktu tertentu, sampe dokter mengizinkan. (he he
he, kiamat kecil tuh);
Pelajaran yang dapat aku ambil dari true story di atas
adalah :
1.
Harta yang berlimpah memang milik kita, tapi
belum tentu itu rizki kita (Cuma ngaku doang he he)
2.
Orang kaya belum tentu rizkinya banyak, karena
apa yang dimakannya.. itulah yang menjadi rizkinya (Cuma sayur rebus sama ayam
rebus doang he he, paling Cuma sepuluh rebu sehari, masih mending gue… ayam
goreng sama sop buntut, walau ngutang he he);
3.
Orang yang miskin belum tentu rizkinya sedikit,
buktinya bisa bertahan hidup (bisa ketawa ketiwi lagi)
4.
Mobil boleh banyak, tapi tak satu pun yang bisa
dipake he he…, masih mending gue… mobil bisa pilih-pilih mana suka, walau warna
dan jenisnya sama (angkot maksudnya)
5.
Istri cantik ada disisi, tapi sama kaya mobil…
gak bisa dipake juga. Sementara mereka yang kekurangan, bisa “anytime” dan
“anywhere”. Sewaktu masih sehat, dia suka main-main sama gadis-gadis ABG
(penyanyi dangdut organ tunggal biasanya) he he he, dan sekarang, jangankan
dengan ABG, istri yang disamping pun kagak bisa dipake he he
Akhirnya sampai pula pada kesimpulan, “Allah Maha Adil”. Harta
berlimpah itu belum tentu milik kita meski diperoleh melalui usaha kita, kerja
keras kita.