SAMBUTAN KEPALA
SMK YASPI AL-FALAH CIBEBER CIANJUR
PADA UPACARA
HARI ULANG TAHUN GURU / PGRI KE-68
25 November 2013
Assalamu ‘alaikum Wr Wb.
Bapak/Ibu Wakil Kepala beserta
jajaran dewan guru dan stap tata usaha yang kami hormati, Anak-anakku sekalian
yang saya banggakan. Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat
Allah SWT bahwasanya kita dapat berkumpul di lapangan ini untuk memperingati
HUT Guru ke-68, mudah-mudahan kehadiran dan kebersamaan kita di pagi ini
menghasilkan sesuatu yang bermakna dan tercatat sebagai salah satu amal
kebaikan di sisi Allah SWT. Amin.
Bapak/Ibu guru, staf tata usaha
dan rekan-rekan anak-anaku sekalian yang saya banggakan, memperingati HUT Guru merupakan
salah satu bukti bahwa kita sebagai bagian dari insan pendidik sangat
menghargai dan menghormati jasa-jasa para pendahulu kita, terlepas dari latarbelakang
para pendahulu kita, apakah sebagai seorang guru ataupun profesi lain.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
profesi guru merupakan profesi yang mulia karena di dalamnya terkandung
semangat pengabdian yang tinggi terhadap perkembangan dan kemajuan putra-putri
calon pemimpin bangsa ini. Seorang guru dituntut melaksanakan profesi secara
total artinya, ketika kita menjatuhkan pilihan profesi untuk menjadi guru, maka
segala bentuk konsekwensi, tanggung jawab dan loyalitas terhadap profesi
sepenuhnya telah siap kita terima. Bapak Kepala Sekolah, pengawas dan lainnya
sering mengatakan, apabila niat kita setengah-setengah untuk menjadi guru, atau bahkan menjadi guru karena
terpaksa, maka lebih baik berhenti untuk menjadi guru, karena ketika kita
menjatuhkan pilihan menjadi seorang guru, maka secara tidak langsung kita telah
mengambil bagian dari tugas Negara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bapak/Ibu Guru, staf tata usaha
dan rekan-rekan, anak2ku sekalian yang saya banggakan, menjadi guru adalah
panggilan jiwa oleh karena itu, menjalani profesi sebagai seorang guru selain
dituntut skill dan intelektual yang teruji, juga harus dibarengi oleh niat yang
tulus dan ikhlas yang dilandasi oleh nilai-nilai agama dan moral yang teruji
pula. tidak jarang, kita menemukan bagaimana seorang guru harus mengesampingkan
kepentingan pribadinya demi untuk menjalankan fungsinya sebagai pelayan
masyarakat. dalam hal ini, phenomena yang menarik terjadi manakala siswa yang
dididiknya berhasil, maka peran guru seolah tidak tampak sama sekali,
masyarakat sering meghubungkan kesuksesan dan keberhasilan seseorang dilihat
dari latarbelakang orang tua dan keluarganya. Akan tetapi, ketika seorang anak
tidak berhasil dalam menjalani hidupnya,
maka nama guru dan lembaga sering disebut-sebut dan dikaitkan sebagai pihak
yang turut andil dalam kegagalannya. Kenyataan ini jelas merupakan sesuatu yang
tidak adil dan tidak menyenangkan bagi kita, akan tetapi kita harus senantiasa
ingat bahwa menjadi guru adalah panggilan jiwa dan harus dilaksanakan dengan
sepenuh hati tanpa ada tujuan-tujuan lain yang sekiranya dapat menodai profesi
mulia kita.
Anak-anaku sekalian, sengaja kami
iktusertakan anda dalam peringatan upacara hari guru dengan harapan anda dapat
memetik nilai-nilai kebersamaan antara guru dan siswa, karena tujuan pendidikan
nasional yang salah satunya mendidik siswa untuk bersikap demokratis, hanya
dapat terwujud dengan adanya kerjasama yang baik antara guru, orang tua dan
siswa. kerjasama yang dimaksud dalam hal ini adalah, bagaimana anda sebagai
seorang siswa bersikap dan berprilaku sebagai siswa yang baik yang taat dan
patuh terhadap apa yang dianjurkan dan diperintahkan guru dan aturan yang
diterapkan dilembaga ini. harapan guru terhadap siswanya tidaklah berlebihan,
seorang guru tidak akan menuntut apapun dari keberhasilan anda ketika kelak
menjadi orang yang berhasil. harapan utama dari seorang guru adalah bagaimana
anda menjadi siswa yang taat dan patuh terhadap aturan, dan kelak ketika anda
lulus, anda menjadi orang yang berhasil ditengah persaingan di masyarakat.
Bapak/Ibu Guru, staf TU, anak2ku
yang saya banggakan akhir kata, saya mengajak, mari kita jadikan momentum
peringatan HUT Guru ke-68 ini sebagai tonggak awal dalam merefresh tujuan-tujuan mulia kita, yakni turut serta
dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya, membangun insan-insan yang
berfungsi sebagai agent of change ditengah-tengah masyarakat. dan harapan kami
kepada siswa, mari kita jadikan HUT PGRI ke-68 ini sebagai moment untuk
melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Amin.
Billahi taufik walhidayah,
wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Dahlan,
SH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar