Rabu, 27 November 2013

MENJADI GURU ITU ....

SAMBUTAN KEPALA SMK YASPI AL-FALAH CIBEBER CIANJUR
PADA UPACARA HARI ULANG TAHUN GURU / PGRI KE-68
25 November 2013

Assalamu ‘alaikum Wr Wb.
Bapak/Ibu Wakil Kepala beserta jajaran dewan guru dan stap tata usaha yang kami hormati, Anak-anakku sekalian yang saya banggakan. Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwasanya kita dapat berkumpul di lapangan ini untuk memperingati HUT Guru ke-68, mudah-mudahan kehadiran dan kebersamaan kita di pagi ini menghasilkan sesuatu yang bermakna dan tercatat sebagai salah satu amal kebaikan di sisi Allah SWT. Amin.

Bapak/Ibu guru, staf tata usaha dan rekan-rekan anak-anaku sekalian yang saya banggakan, memperingati HUT Guru merupakan salah satu bukti bahwa kita sebagai bagian dari insan pendidik sangat menghargai dan menghormati jasa-jasa para pendahulu kita, terlepas dari latarbelakang para pendahulu kita, apakah sebagai seorang guru ataupun profesi lain.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, profesi guru merupakan profesi yang mulia karena di dalamnya terkandung semangat pengabdian yang tinggi terhadap perkembangan dan kemajuan putra-putri calon pemimpin bangsa ini. Seorang guru dituntut melaksanakan profesi secara total artinya, ketika kita menjatuhkan pilihan profesi untuk menjadi guru, maka segala bentuk konsekwensi, tanggung jawab dan loyalitas terhadap profesi sepenuhnya telah siap kita terima. Bapak Kepala Sekolah, pengawas dan lainnya sering mengatakan, apabila niat kita setengah-setengah  untuk menjadi guru, atau bahkan menjadi guru karena terpaksa, maka lebih baik berhenti untuk menjadi guru, karena ketika kita menjatuhkan pilihan menjadi seorang guru, maka secara tidak langsung kita telah mengambil bagian dari tugas Negara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bapak/Ibu Guru, staf tata usaha dan rekan-rekan, anak2ku sekalian yang saya banggakan, menjadi guru adalah panggilan jiwa oleh karena itu, menjalani profesi sebagai seorang guru selain dituntut skill dan intelektual yang teruji, juga harus dibarengi oleh niat yang tulus dan ikhlas yang dilandasi oleh nilai-nilai agama dan moral yang teruji pula. tidak jarang, kita menemukan bagaimana seorang guru harus mengesampingkan kepentingan pribadinya demi untuk menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. dalam hal ini, phenomena yang menarik terjadi manakala siswa yang dididiknya berhasil, maka peran guru seolah tidak tampak sama sekali, masyarakat sering meghubungkan kesuksesan dan keberhasilan seseorang dilihat dari latarbelakang orang tua dan keluarganya. Akan tetapi, ketika seorang anak tidak berhasil dalam  menjalani hidupnya, maka nama guru dan lembaga sering disebut-sebut dan dikaitkan sebagai pihak yang turut andil dalam kegagalannya. Kenyataan ini jelas merupakan sesuatu yang tidak adil dan tidak menyenangkan bagi kita, akan tetapi kita harus senantiasa ingat bahwa menjadi guru adalah panggilan jiwa dan harus dilaksanakan dengan sepenuh hati tanpa ada tujuan-tujuan lain yang sekiranya dapat menodai profesi mulia kita.

Anak-anaku sekalian, sengaja kami iktusertakan anda dalam peringatan upacara hari guru dengan harapan anda dapat memetik nilai-nilai kebersamaan antara guru dan siswa, karena tujuan pendidikan nasional yang salah satunya mendidik siswa untuk bersikap demokratis, hanya dapat terwujud dengan adanya kerjasama yang baik antara guru, orang tua dan siswa. kerjasama yang dimaksud dalam hal ini adalah, bagaimana anda sebagai seorang siswa bersikap dan berprilaku sebagai siswa yang baik yang taat dan patuh terhadap apa yang dianjurkan dan diperintahkan guru dan aturan yang diterapkan dilembaga ini. harapan guru terhadap siswanya tidaklah berlebihan, seorang guru tidak akan menuntut apapun dari keberhasilan anda ketika kelak menjadi orang yang berhasil. harapan utama dari seorang guru adalah bagaimana anda menjadi siswa yang taat dan patuh terhadap aturan, dan kelak ketika anda lulus, anda menjadi orang yang berhasil ditengah persaingan di masyarakat.

Bapak/Ibu Guru, staf TU, anak2ku yang saya banggakan akhir kata, saya mengajak, mari kita jadikan momentum peringatan HUT Guru ke-68 ini sebagai tonggak awal dalam merefresh  tujuan-tujuan mulia kita, yakni turut serta dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya, membangun insan-insan yang berfungsi sebagai agent of change ditengah-tengah masyarakat. dan harapan kami kepada siswa, mari kita jadikan HUT PGRI ke-68 ini sebagai moment untuk melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Amin.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu ‘alaikum wr.wb.



Dahlan, SH